Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah
Malang mulai dibangun pada tahun 2009. Proses pembangunannya
dilaksanakan setelah mendapatkan ijin mendirikan bangunan (IMB) dari
Pemerintah Kabupaten Malang melalui unit pelayanan terpadu perizinan
Nomor : 180/05989/IMB/421.302/2009. Pada bulan Oktober 2012 RS UMM
mendapatkan izin Mendirikan Rumah Sakit dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Malang dengan Nomor : 503.1/83/421.103/2012. Kemudian pada tanggal 20
Juni 2013 RS Universitas Muhammadiyah Malang mendapatkan Ijin
Operasional Rumah Sakit Sementara dengan Nomor :
180/0006/IORS/421.302/2013.
Rumah sakit Universitas Muhammadiyah
Malang diresmikan pada tanggal 17 Agustus 2013 bertepatan dengan hari
kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 68. Rumah sakit ini merupakan
sarana penunjang pendidikan dan merupakan salah satu profit center dari
Universitas Muhammadiyah Malang. Lokasi rumah sakit tidak jauh dari
Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Malang yaitu tepatnya di sebelah timur
terminal Landungsari. Berdiri diatas tanah seluas 9 hektare dan
memiliki bangunan utama setinggi 6 lantai dan beberapa bangunan gedung
penunjang setinggi 5 lantai dan gedung rawat inap setinggi 3 lantai.
Bentuk bangunan yang megah dan mewah dengan ciri khas arsitektur
tiongkok, menjadikan RS Universitas Muhammadiyah Malang ini mudah
dikenali.
sumber : http://hospital.umm.ac.id/page/sejarah.html
Masjid KH M Bedjo Darmoleksono
Tentang filosofi masjid ini dibangun lebih dulu sebelum pembangunan
Rumah Sakit selesai, rektor beralasan, membangun masjid lebih penting
daripada bangunan Rumah Sakitnya sendiri. Ini bermakna bangunan
spiritual didahulukan daripada fisik. Selain itu, dengan adanya masjid
di kawasan pembangunan Rumah Sakit bisa dimanfaatkan oleh tukang dan
masyarakat sekitar.
Sedangkan alasan dipilihnya nama KHM Bedjo karena tokoh satu ini
memiliki kaitan sejarah sangat erat dengan Muhammadiyah dan UMM. Kyai
Bedjo adalah muballigh yang memiliki ilmu agama sangat tinggi dan pernah
menjadi pimpinan Muhammadiyah Malang serta sebagai dewan pengawas dan
komisaris UMM. Kiprahnya di Muhammadiyah diakui hingga tingkat nasional.
Dalam buku Siapa & Siapa 50 Tokoh Muhammadiyah Jawa Timur (2007),
disebutkan dalam berdakwah KHM Bedjo tidak hanya di mimbar-mimbar
masjid, tetapi juga di sekolah, kampus dan radio serta tulisan di media
massa. “Salah satu tulisannya ‘Islam Sontoloyo’ di Suara Muhammadiyah
sempat membuat majalah itu dibreidel oleh presiden Soekarno,” sebut buku
tersebut.
Nama KHM Bedjo untuk masjid baru UMM nampaknya dimaksudkan untuk
membangkitkan semangat keteladanan Kyai Bedjo tersebut. Tak sekedar
ilmuwan keagamaan, Kyai Bedjo juga aktivis yang kritis.
Sumber : http://bangoevolution-x.blogspot.co.id/2016/06/deskripsi-rumah-sakit-umm-dan-masjid-kh.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar